Ngentot Bapak di Kereta
- Home
- Cerita Sex Gay
- Ngentot Bapak di Kereta
Ngentot Bapak di Kereta
– CERITA SEX GAY,,,,,,
Hari itu aku dapat lemburan dikantor,terpaksa aku pulang agak larut. Keluar kantor aku langung naek ojek untuk sampai distasiun,aku mengejar kereta terakhir. Sesampainya distasiun,tidak terlalu banyak orang. Aku berjalan menuju tengah sambil membakar rokok,menghilangkan lelahku. Saat itu stasiun belum mendapat peremajaan seperti sekarang,tidak ada security dan stasiun tempatku menunggu kurang pencahayaan. Selama berjalan itu,aku tau bapak bapak yang duduk sendiri itu memperhatikan aku,tapi aku cuek tak ingin ngambil pusing. Sampai aku duduk,aku hubungi istriku dan menunggu dengan sabar kereta yang masih tertahan di stasiun kota. Dalam pembicaraan dengan istriku,tiba tiba sibapak itu datang menghampiriku. Akupun menengok dan ia bertanya“maaf ada korek?” ia memberikan senyum ramah. Aku melihatnya dan tanpa sadar membalas senyum itu.
sebenarnya aku adalah seorang biseks. aku pernah berhubungan badan dengan laki laki semasa kuliah,tapi… laki laki yang kusukai ialah bapak bapak,dengan perut buncitnya,dengan kumisnya,dengan ubannya,entah kenapa aku menyukai itu semua. Aku menyadari ketertarikanku kepada pria berumur ketika SMP,dan itu tetangga ku sendiri. Sampai dimasa kuliah berkat teman ku,aku bisa kenal seorang bapak bapak dan akhirnya mencoba sex dengannya. Karena dorongan harus menikah dari keluargaku,akhirnya aku dan bapak itu pun berhenti berkomunikasi,sampai sekarang.
Bukannya mengambil korek yang bapak ini mau,malah aku dan dia hanya saling menatap. “pah… papah?” panggilan istriku ditelepon menyadarkanku. Dan bapak itu sudah duduk disebelahku dengan sebatang rokok terselip dijarinya. Akupun langsung menyelesaikan pembicaraan ku dengan istri,aku sedang ada urusan,kataku. Aku lanjut kebapak ini “ini pak koreknya… ” ku sodorkan koreknya. Ia tawarkan juga rokoknya tapi aku tolak,aku punya rokok sendiri jawabku. “larut sekali mas pulangnya…” ia memulai pembicaraan. Rambut bapak ini hampir semua putih,sampai kumisnya juga hampir ditutupi uban. Aku membayangkan jembutnya “apa ada ubannya…” tanya selorohku. “wah saya belum kenalan,saya pak agus…” ia menyodorkan tangannya “saya alan…” jawabku dengan menggenggam tangannya yang gemuk. didalam genggaman itu,pak agus menggerakan jarinya menyentuh telapak tanganku,dengan sentuhan itu,kontolku seketika ngaceng!. Senyum nakal ia lemparkan. Sontak aku kaget dibuat seperti itu. kami lanjut ngobrol lagi. Sesekali didalam obrolan,Pak Agus memegang tonjolan diselangkangannya. Otomatis aku melotot melihat perlakuannya itu,ia sedang mengerjaiku,pikirku!. Tak lama kami berbincang,kereta yang kami tunggu pun tiba. “kita ke kabin aja…” bisik pak agus yang berdiri disebelahku,aku hanya diam. Ia menyadari keraguanku,langsung ia menarik tanganku. pintu kabin ia buka dengan cepat dan kami pun sudah berada didalam,keretapun melaju. Dalam gelapnya kabin dan rasa takutku,ia memegang dagu ku,mencoba membuat ku rileks. badanku langsung merespon,bibirnya langsung mendarat dibibirku,kecupan yang mesra ia berikan. Merinding bulu romaku!. Aku membalas ciuman itu,kujelajahi mulutnya dengan lidah,lidah kami sering bertabrakan. Kadang bibirku ia sedot,ia emut,ia gigit. Aku hanya memeluk erat badan pak agus yang subur. Dan kereta berhenti distasiun,kami pun berhenti ciuman dan bersikap biasa. kami hanya bersandar dibangku masinis,dengan bibir kami yang peluh dengan air liur,dan menahan nafsu. Sesaat kereta bersiap melaju lagi,pak agus langsung mengarah ke kontolku yang ngaceng. Ia buka dengan kasar gesperku,langsung ia pelorotkan celanaku sampai selutut. Kontol yang masih tertutup sempak tak langsung ia buka,ia endus endus terlebih dahulu. Rasa geli hinggap,aku mencoba membuka sempak tapi ditahan ole pak agus. Ia memberi isyarat,kalau ia masih ingin bermain. Aku hanya pasrah. Kepala kontolku sudah keluar dari sempak,ia jilat dengan ujung lidahnya,membuat ku benar benar menggelinjang!. “enak mas…” suara pak agus parau. “isep pak…” aku memohon. Bukannya menyerang kontolku,ia menuju biji pelerku. Habis ia jilat dan gigit kedua biji itu. aku mendesah desah dibuatnya dan untung suara kereta lebih kencang!. Pangkal pahaku yang mulus tak ia lepaskan,ia jilati,ia ciumi,basah kedua pahaku oleh liurnya.
Setiap kereta berhenti distasiun,kami tak ikut menghentikan kegiatan kami. Karena pak agus sedang sibuk menghisap kontolku,jadi dari luar orang orang tak melihat pak agus yang sedang kelolodan kontol. Awalnya khawatir tapi aku makin asyik oleh gelapnya kabin.
Puas menghisap dan menjilat,pak agus kembali bangkit dan kami berciuman lagi. Aroma mulutnya bau selangkangan tapi aku tak perduli. Entah kapan pak agus membuka celananya,tau tau kontolnya sudah tegak menantang. Ia bersandar dibangku dan menungging. Memperlihatkan pantatnya yang sekeul. Aku yang mengerti langung menggenggam bongkahan pantat yang gemuk itu,ku buka lebar lebar. Lobang pantatnya yang ditumbuhi bulu itu pun langsung ku santap. Kusodok sodok lobang pantatnya dengan lidahku,pak agus sendiri sibuk mengocok kontolnya dan mendesah desah. Aku rasa sudah cukup longgar,jari telunjukku kumasukan kedalam lobang anusnya. “eeennnggghhhh…” ia mendesah menerimanya. Dinding anusnya bereaks, ketat dan menjepit jari telunjukku. Kusodok sodok pelan lobang anus itu. aku beralih kekontolnya yang menggantung. Langsung kushiap kuat kuat “aaaahhhh… enaaakkk maaaaass…” desahnya ketika kepala kontolnya ku mainkan dengan lidahku. Semakin kuputar jariku didalam anusnya,semakin keras kontolnya ngaceng. Ia hanya bertumpu dikepalaku dan bermain dengan rambutku. “udah mas…. aku dah gak tahan…” mintanya. Aku yang memang juga siap ngencrit langsung mengiyakan keinginannya untuk mengentot lobang yang merah itu. Ku olesi kontol ku dengan ludah yang banyak,lobang pak agus juga ku ludahi biar lebih memudahkan. Kutempelkan kontolku di bibir anusnya. “pelan pelan…” suaranya sedikit ketakutan. Kubuka lebar lebar lobang itu,kepala kontolku mulai memasuki bibir anusnya. Hangat dan sempit rasanya. Pelan… pelan… walau masih ada perlawanan didalam anusnya,aku tetap mendorong kontolku dalam dalam. Tiba tiba pak agus mendorong badanku sampai bersandar pada dinding kabin “eeengggghhhh…. maaassss…” ia mengerang ketika kontolku amblas didalam anusnya. Aku hanya merasakan dinding anusnya kedutan,seperti memijit mijit batang kontolku. Pak agus pelan memaju mundurkan pantatnya “aaahhh paaakkkk…” desahku. “enak yah?” nakal matanya sayu. Tak kusangka pak agus yang berumur diatas 50 masih kuat. Pak agus dari awalnya pelan,semakin cepat mengocok kontokul didalam anusnya,kadang ia menekan anusnya,itu semakin menjepit batang kontolku. Aku yang tau sebentar lagi akan keluar,langsung ku sosor bibir pak agus yang tebal itu!. kami berciuman,dengan posisis aku yang mengambil alih,ku hajar lobang pantatnya sekencang kencangnya. “eeenggghhh…” ia hanya mendesah desah. “aku udah mau keluar!” teriak ku. Ia langsung menungging,pinggulnya ku pegang erat erat “plok.. plok…plok…” suara pahaku menampar kulit pantantya. “aaaahhhh… eeennggghhhh…. paaakkk” desahku tak tertahankan. “aaaaaaaaaa….. aku keluaaaarrrr…. crooooooooooooottt” pantat pak agus seketika mencengkrang kontolku sesaat dia ngencrot “aaaaahhhhhhhhh crooooooottttt” pejunya muncrat banyak!. kontolku pun mengeluarkan sperma,karena jepitan kontolnya “aaaaaaaahhhhhh….” peju muncrat didalam lobang hangat itu. Aku tetap memaju mundurkan kontolku didalam lobangnya sampe benar benar lemas. “aaaahhhh…..” pak agus menghela nafas. “plup” kontoku pun keluar dari lobang anusnya. Dan disusul cairan pejuku yang turun dari lobang pantat yang sudah melebar itu. aku langsung membersihkan kontolku dengan selampe. Aku juga membersihkan lobang pantat yang sudah basah oleh peju itu “eeennggghhh pelan pelan mas…” ucap pak agus. Dan kami pun berpakaian kembali. Kami duduk bersama dikursi masinis sambil merokok. Tak ada perbincangan diantara kami,hanya roda dan rel yang berisik. Pak agus hanya menatap ke jendela,entah apa yang dipikirkan. Aku pun berusaha tak mengganggu. Sebentar lagi stasiun yang kutuju,pikirku. Sebelum turun,aku melihat lekat lekat kewajah pak agus. Entah dorongan dari mana aku mengecup pipinya. ia langung memandang ku dan menggenggam tanganku. ia mengecup mesar bibirku “terima kasih yah….” “iyah…” “kita akan ketemu lagi,iya kan?” “mungkin….” jawab ku tak memastikan,walau aku masih ingin bermalam bersamanya. “yasudah… hati hati”. Kereta pun berhenti,aku melangkah keluar. Aku tetap terpaku oleh wajah pak agus. Sampai kereta melaju kembali dan hilang ditelan gelap.
Aku sudah mulai kelelahan dan memanggil ojek,ingin cepat sampai rumah dan mandi. pas diojek aku merasa ada yang nyangkut dimulutku,kutarik dan ternyata itu jembutnya pak agus yang berwarna putih. Aku hanya tertawa mengingat kejadian yang barusan.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,